Terjemah Ar-Risalah – Imam Syafi’i
2 mins read

Terjemah Ar-Risalah – Imam Syafi’i

5/5 - (1 vote)

Ar-Risalah, nama kitab karya Imam Syafi’i yang paling terkenal mengandung banyak keutamaan. Beliau diminta menulis kaidah ushul fiqih untuk kajian fiqih; yang meminta namanya Abdurrahman bin Mahdi.

Kitab Ar-Risalah ditulis dengan cukup tebal sampai sekitar 700 halaman. Di sana ada kaidah-kaidah cara menganalisis Al-Qur’an dan hadits. Kitab Ar-Risalah juga membentuk sudut pandang yang jernih terhadap sebuah masalah fiqih. Membuka kemungkinan rekayasa fiqih untuk kemanfaatan lebih besar.

Faktanya seperti kebolehan polisi dari perempuan, sekilas tidak boleh. Namun, bagaimana ketika ada masalah berkaitan dengan perempuan. Seperti pemerkosaan yang butuh BAP, pelaku kejahatan dari perempuan dan pendampingan tes urin perempuan. Lagi-lagi jawabannya ada di kitab Ar-Risalah. Di sanalah Imam Syafi’i berargumen.

Kitab Ar-Risalah dikarang atas pemikiran ushul fiqih Imam Syafi’i. Pemikiran ini terbentuk saat ia belajar ke Imam Hasan Assyaibani. Imam Hasan ini punya kebiasaan kalau mengitung uang di tempat umum, ruang tamu.

“Kenapa ngumpulin uang banyak begini?” tanya Imam Syafi’i.

Imam Hasan hanya bertanya balik, “Berarti saya, orang alim tidak boleh punya uang dan harta?” “Iya, orang alim tidak boleh punya uang,” jawab Imam Syafi’i.

“Kalau begitu uang ini saya kasih ke orang fasiq biar uangnya dibuat maksiat kepada Allah.”

Imam Syafi’i jawab,”Jangan, jangan. Kalau dipakai maksiat.”

Lalu Imam Hasan tanya balik, “Berarti boleh orag alim punya harta banyak?” “Boleh-boleh,” kata Imam Syafi’i.

Awalnya Imam Syafi’i datang ke Imam Hasan Assyaibani. “Ini asal-usul mengarang Ar-Risalah. Sejak bertemu Imam Hasan pemikiran Imam Syafi’i berubah menjadi orang yang berpikir ala ushul fiqih. Lama-lama beliau mengarang kitab Ar-Risalah.

Oleh karenanya, Ar-Risalah adalah nama yang bukan sembarangan, karena mencerminkan keilmuan yang mendalam. Di dalam kitab Ar-Risalah, Imam Syafi’i benar-benar menganalisis cara menggali hukum dari Al-Qur’an dan hadits.

“Ar-Risalah memberikan sudut pandang yang kuat. Barakah kitab Ar-Risalah, yang miskin senang karena tidak ada hisab. Yang kaya juga senang karena memberikan manfaat kepada orang banyak,”

Dalam kacamata kitab Ar-Risalah, terkenal memiliki sisi manfaatnya juga. Masyarakat bisa mengikuti kajian yang membahas hukum Allah tanpa bayar mahal bahkan ada yang gratis via media sosial.

Sumber Artikel : NU Online Jawa Tengah

Loading

Share this:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *