Terjemah Bidayatul Hidayah
2 mins read

Terjemah Bidayatul Hidayah

5/5 - (1 vote)

Terjemah Bidayatul Hidayah (Permulaan Jalan Hidayah)
Kitab Bidayatul Hidayah ditulis oleh ulama’ besar bergelar hujjatul Islam sebab kealimannya itu masyhur di kalangan para alim ulama zamannya, dengan karyanya yang sangat membantu peradaban keilmuan hingga sekarang. Beliau adalah Imam Al Ghazali (Abu Hamid Bin Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Al Ghazali At Thusiy Asy Syafi’i.

Imam Al-Ghazali berhasil meletakkan karyanya sebagai kitab yang sangat dianjurkan untuk dipelajari. Utamannya di pondok-pondok pesantren Indonesia, lebih-lebih kitabnya yang sangat populer yakni Ihya’ Ulumiddin. Selain itu, salah satu kitabnya dari banyak kitab lainnya adalah Bidayatul Hidayah.

Kitab Bidayatul Hidayah berisi tentang segala hal yang harus dilakukan oleh para santri, agar mereka mendapatkan buahnya ilmu (hidayah). Diterangkan ke dalam beberapa bentuk untuk mempermudah pengkajiannya yakni; bagian (القسم) ada satu, fasal (الفصل) ada satu, dan bab (الباب) ada lima belas. Secara keseluruhan ada tujuh belas pembahasan dalam kitab ini.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Imam Ghazali di halaman ketiga kitab ini, “Hidayah merupakan buahnya ilmu pengetahuan. Ia mempunyai permulaan dan akhir serta lahir dan batin. Tidak akan bisa sampai kepada akhir kecuali setelah mengetahui titik awal. Begitu juga aspek batin, yang tidak akan bisa diketahui kecuali setelah mengetahui aspek lahirnya”.

Intinya, tanpa hidayah (buahnya ilmu), seorang pencari ilmu tidak akan menemukan titik awal. Jika tidak bisa menemukan titik awal, maka otomatis tujuan (titik akhir) mustahil untuk didapatkan.

Lalu muncul pertanyaan, bagaimana cara memperoleh hidayah tersebut? Imam Al-Ghazali tidak hanya menyodorkan sebuah masalah tetapi juga solusi, seperti judul dari kitab ini “Bidayatul Hidayah” yang berarti langkah awal agar mendapat petunjuk (hidayah). Tentu kehadiran kitab ini memberikan kita alternatif menjemput hidayah Allah Swt.

Sebelumnya, untuk membaca kitab ini peserta didik atau santri harus memiliki bekal ilmu gramatika bahasa Arab (nahwu dan shorof) yang mumpuni, karena selain kosakata yang agak pelik, di dalam Bidayatul Hidayah terdapat syair-syair yang ditulis menggunakan bahasa sastrawi.

Sumber kitab ini tidak hanya diambil dari Al-Qur’an, tetapi juga hadist serta maqalah para shahabat Nabi Muhammad Saw. Jika pembaca kesulitan untuk mengkajinya secara otodidak, alangkah sangat baik untuk meminta diajarkan oleh seorang guru yang memahaminya agar tidak salah kaprah. Atau, melalui penerjemahan dari KH Abdurrahman ini, sangat bisa membantu santri mempelajari kitab ini.

Bagian awal kitab ini membahas tentang taat, yakni taat kepada segala yang diperintah Allah. Tetapi, ada satu hal harus diperhatikan dan ditunaikan oleh para pencari ilmu terlebih dahulu, yakni memperbaiki niat.

Download Terjemah Kitab Bidayatul Bidayah :

Loading

Share this:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *